Bengkalis, 18 Juni 2010
Beberapa hari yang lalu saya dikontak oleh Bengkalis, mengabarkan bahwa jaringan WAN Bengkalis, mengalami gangguan setelah tersambar petir. Well, Bengkalis sebenarnya bukan tempat langganan petir seperti di Wonosobo yang termasuk rate petirnya sangat tinggi, tetapi memang kadang beberapa kali saya menjumpai petir yang cukup besar di Bengkalis, meskipun sebenarnya jarang.
So, here I am, I have just landed on Bengkalis shore this afternoon.
Sangat beruntung, kebanyakan perangkat di Bengkalis menggunakan Mikrotik dan RouterOS, sehingga kita bisa mendapatkan Quick-Glance akan kondisi apa yang terjadi.
Here is The Dude info:
Alhamdulillah Posko Bag Keuangan di Jl Sripulo masih relatif aman, tampaknya sebagian besar perangkat masih bekerja normal (termasuk DSL-nya).
Dan koneksi dari Posko ke Tower Kantor Bupati, masih bisa berjalan lancar, hanya dari Tower ke Ruang Server putus total. Disini ada beberapa kemungkinan permasalahan, misalnya di switch di Router Mikrotik di bawah.
Koneksi ke beberapa SKPD juga masih bisa berjalan, memang banyak yang merah, tapi itu semoga karena memang ini sudah masuk ke Weekend, jadi memang banyak perangkat yang sengaja dimatikan.
So, just give me some time to completely figure out the problems, got no time to rest. Hard work, hard work.
More information will come in this post.
Friday, June 18, 2010
Saturday, June 12, 2010
Instalasi VNC Server di Xubuntu 9.10
Longkrang, 13 Juni 2010
Aplikasi Remote Desktop di Ubuntu sangat mudah karena sudah ada paket vino-server yang merupakan VNC server untuk GNOME. Pada kali ini kita akan mencoba untuk memasang VNC Server di Xubuntu 9.10, yang tidak semudah vino.
Yang akan kita install adalah :
- vnc4-common
- x11vnc
- xinetd
$ sudo apt-get install x11vnc vnc4-common xinetd
Kemudian kita set password untuk akses ke VNC server
$ sudo vncpasswd /root/.vncpasswd
Buat file /etc/xinetd.d/x11vnc dan copy paste isi dibawah ini kedalamnya:
service x11vnc
{
port = 5900
type = UNLISTED
socket_type = stream
protocol = tcp
wait = no
user = root
server = /usr/bin/x11vnc
server_args = -inetd -o /var/log/x11vnc.log -display :0 -auth /var/lib/gdm/:0.Xauth -many -bg -rfbauth /root/.vncpasswd
disable = no
}
Kemudian restart xinetd
$ sudo /etc/init.d/xinetd restart
Voila, Xubuntu 9.10 kita sudah bisa diakses secara remote dengan menggunakan VNC-viewer baik dari M$ Windows (misal UltraVNC, RealVNC), Linux (Vinagre, TightVNC) ataupun lainnya.
Sumber:
1. http://www.marclewis.com/archives/2009/11/25/remote-desktop-on-xubuntu-910/
2. http://www.vincentkong.com/2008/02/remote-desktop-on-xubuntu
Aplikasi Remote Desktop di Ubuntu sangat mudah karena sudah ada paket vino-server yang merupakan VNC server untuk GNOME. Pada kali ini kita akan mencoba untuk memasang VNC Server di Xubuntu 9.10, yang tidak semudah vino.
Yang akan kita install adalah :
- vnc4-common
- x11vnc
- xinetd
$ sudo apt-get install x11vnc vnc4-common xinetd
Kemudian kita set password untuk akses ke VNC server
$ sudo vncpasswd /root/.vncpasswd
Buat file /etc/xinetd.d/x11vnc dan copy paste isi dibawah ini kedalamnya:
service x11vnc
{
port = 5900
type = UNLISTED
socket_type = stream
protocol = tcp
wait = no
user = root
server = /usr/bin/x11vnc
server_args = -inetd -o /var/log/x11vnc.log -display :0 -auth /var/lib/gdm/:0.Xauth -many -bg -rfbauth /root/.vncpasswd
disable = no
}
Kemudian restart xinetd
$ sudo /etc/init.d/xinetd restart
Voila, Xubuntu 9.10 kita sudah bisa diakses secara remote dengan menggunakan VNC-viewer baik dari M$ Windows (misal UltraVNC, RealVNC), Linux (Vinagre, TightVNC) ataupun lainnya.
Sumber:
1. http://www.marclewis.com/archives/2009/11/25/remote-desktop-on-xubuntu-910/
2. http://www.vincentkong.com/2008/02/remote-desktop-on-xubuntu
Thursday, April 15, 2010
Mahalnya Speedy 566 x lebih tidak terbeli vs Alice-DSL
Longkrang, 16 April 2010
Internet broadband saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan bisnis, edutainment, pemerintahan, dan sebagainya. Meskipun terseok-seok dan sangat terlambat, setidaknya di Indonesia sudah mulai tumbuh infrastruktur Internet broadband, seperti DSL, HSDPA, FO, WiFi, WiMax.
Di tulisan ini saya ingin membandingkan tingkat keterjangkauan tarif Internet broadband di Indonesia (yang dimonopoli PT Telkom) dan di Jerman (saya ambil salah satu saja, yakni Alice-DSL).
Data Tarif Internet DSL
1. Tarif Speedy per April 2010 seperti tertera di situsnya:
Catatan:
1. Fasilitas yang diberikan Speedy biasanya standar, kadang diberikan modem gratis (nilainya sekitar 150-200 ribu).
2. Teknologi yang dipakai Speedy masih teknologi ADSL.
Untuk tarif unlimited (tarif yang Socialia dan Load tidak kita masukkan karena tidak murni unlimited), kita bisa melihat perbandingan bandwidth/price sebagai berikut:
1 Mbps - Rp 695.000,00 (Rp 709.500,00 setelah PPN 10%) ====> Per rupiah 1.40944327 bps
2 Mbps - Rp 995.000,00 (Rp 1.094.500,00 setelah PPN 10%) ==> Per rupiah 1.82731841 bps
3 Mbps - Rp 1.695.000,00 (Rp 1.864.500,00 setelah PPN 10%)==> Per rupiah 1.609010459 bps
(bps = bit per second)
Kalau dilihat dari nilai ekonomis, paket 2 Mbps yang paling ekonomis, karena memberikan bandwidth paling tinggi per rupiahnya.
2. Tarif Alice-DSL seperti tertera pada situsnya :
Kita ambil kurs EUR dari KlikBCA hari ini: 1 EUR = Rp 12348.25
Untuk bandwidth yang sama, memang Alice memberikan tarif yang berbeda, misalnya Alice Fun lebih mahal EUR 5,00 dari Alice Light untuk bandwidth sama-sama 16 Mbps, karena Alice Fun memberikan tarif Flat untuk telepon PSTN/ISDN. Selain itu Alice banyak memberikan fasilitas, misalnya telfon gratis untuk ke jaringan Alice baik itu PSTN/ISDN ataupun Mobile.
Supaya fair, kita gunakan harga tanpa kontrak (Ohne Mindestvertragslaufzeit), yaitu harga yang tertera paling bawah.
Alice Light : 16 Mbps - EUR 24.90
Alice Fun : 16 Mbps - EUR 29.90
Alice Comfort : 16 Mbps - EUR 39.90
Alice Fun Speed : 50 Mbps - EUR 44.90
Alice Comfort Speed : 50 Mbps - EUR 54.90
Juga supaya lebih apple-to-apple dengan Speedy, kita pakai tarif dengan fasilitas yang paling minim, yakni:
Alice Light : 16 Mbps - EUR 24.90 ===> Per Euro 0.643 Mbps
Alice Fun Speed : 50 Mbps - EUR 44.90 ===> Per Euro 1.115 Mbps
Kita lihat paket dengan speed terbesar 50 Mbps lebih ekonomis per Euro.
Perbandingan Tarif
Kita konversikan tarif Alice ke dalam rupiah, maka :
Alice Light : 16 Mbps - Rp 307.471.425 ===> Per Rupiah 52.038 bps
Alice Fun Speed : 50 Mbps - Rp 554.436.425 ===> Per Rupiah 90.182 bps
WOW, apakah Anda sudah mendapatkan WoW-nya? :D
Ambil tarif paling ekonomis per rupiah dari Speedy: 1 Rupiah 1.82731841 bps, bandingkan dengan Alice Fun Speed.
Tarif Speedy 90.182/1.82731841 = 49,35 KALI LEBIH MAHAL!!!!!!
Apakah cuma itu?
Untuk menilai tingkat daya beli bandwidth tentu tidak hanya semata membandingkan harga, namun juga adalah tingkat penghasilan.
Nah pendapatan per kapita orang Jerman adalah $44.729 alias Rp 407.033.900,00/tahun.
Sedangkan pendapatan per kapita orang Indonesia adalah US$3,900 alias Rp 35.490.000,00/tahun.
ARTINYA Internet Speedy 44729/3900 x 49.35 = 566 KALI LEBIH TIDAK TERBELI/TERJANGKAU.
Ilustrasi kasarnya, orang Jerman cukup kerja 3 jam untuk membayar Internet 50 Mbps. Sedangkan orang Indonesia harus bekerja 7 hari untuk membayar Internet 1 Mbps.
Tragisnya, PT Telkom hidup mewah diatas pemb*d*han ini. Setiap tahun Triliunan uang dikeruk dari jualan Internet mahal yang ujungnya menghambat orang Indonesia untuk maju, dan mendapatkan akses Internet Broadband terjangkau. Sedangkan Internet saat ini merupakan salah satu sarana yang sangat krusial untuk memajukan suatu bangsa.
Internet murah? Apakah hanya mimpi? Siapa yang harus membenahinya? Biarlah rumput bergoyang yang menjawabnya. :(
Bahan bacaan:
1. http://www.alice-dsl.de/provider/content/segment/anbieter/produkte/dsl-tarifvergleich/
2. http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/internet/speedy.html
NB:
1. Ada cerita yang lebih parah lagi, di Bengkalis, dengan membayar tarif Internet setara dengan 1 Mbps di Jawa, hanya mendapatkan bandwidth 384 kbps. :(
2. Tulisan ini dikirim melalui Speedy
Internet broadband saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan bisnis, edutainment, pemerintahan, dan sebagainya. Meskipun terseok-seok dan sangat terlambat, setidaknya di Indonesia sudah mulai tumbuh infrastruktur Internet broadband, seperti DSL, HSDPA, FO, WiFi, WiMax.
Di tulisan ini saya ingin membandingkan tingkat keterjangkauan tarif Internet broadband di Indonesia (yang dimonopoli PT Telkom) dan di Jerman (saya ambil salah satu saja, yakni Alice-DSL).
Data Tarif Internet DSL
1. Tarif Speedy per April 2010 seperti tertera di situsnya:
Catatan:
1. Fasilitas yang diberikan Speedy biasanya standar, kadang diberikan modem gratis (nilainya sekitar 150-200 ribu).
2. Teknologi yang dipakai Speedy masih teknologi ADSL.
Untuk tarif unlimited (tarif yang Socialia dan Load tidak kita masukkan karena tidak murni unlimited), kita bisa melihat perbandingan bandwidth/price sebagai berikut:
1 Mbps - Rp 695.000,00 (Rp 709.500,00 setelah PPN 10%) ====> Per rupiah 1.40944327 bps
2 Mbps - Rp 995.000,00 (Rp 1.094.500,00 setelah PPN 10%) ==> Per rupiah 1.82731841 bps
3 Mbps - Rp 1.695.000,00 (Rp 1.864.500,00 setelah PPN 10%)==> Per rupiah 1.609010459 bps
(bps = bit per second)
Kalau dilihat dari nilai ekonomis, paket 2 Mbps yang paling ekonomis, karena memberikan bandwidth paling tinggi per rupiahnya.
2. Tarif Alice-DSL seperti tertera pada situsnya :
Kita ambil kurs EUR dari KlikBCA hari ini: 1 EUR = Rp 12348.25
Untuk bandwidth yang sama, memang Alice memberikan tarif yang berbeda, misalnya Alice Fun lebih mahal EUR 5,00 dari Alice Light untuk bandwidth sama-sama 16 Mbps, karena Alice Fun memberikan tarif Flat untuk telepon PSTN/ISDN. Selain itu Alice banyak memberikan fasilitas, misalnya telfon gratis untuk ke jaringan Alice baik itu PSTN/ISDN ataupun Mobile.
Supaya fair, kita gunakan harga tanpa kontrak (Ohne Mindestvertragslaufzeit), yaitu harga yang tertera paling bawah.
Alice Light : 16 Mbps - EUR 24.90
Alice Fun : 16 Mbps - EUR 29.90
Alice Comfort : 16 Mbps - EUR 39.90
Alice Fun Speed : 50 Mbps - EUR 44.90
Alice Comfort Speed : 50 Mbps - EUR 54.90
Juga supaya lebih apple-to-apple dengan Speedy, kita pakai tarif dengan fasilitas yang paling minim, yakni:
Alice Light : 16 Mbps - EUR 24.90 ===> Per Euro 0.643 Mbps
Alice Fun Speed : 50 Mbps - EUR 44.90 ===> Per Euro 1.115 Mbps
Kita lihat paket dengan speed terbesar 50 Mbps lebih ekonomis per Euro.
Perbandingan Tarif
Kita konversikan tarif Alice ke dalam rupiah, maka :
Alice Light : 16 Mbps - Rp 307.471.425 ===> Per Rupiah 52.038 bps
Alice Fun Speed : 50 Mbps - Rp 554.436.425 ===> Per Rupiah 90.182 bps
WOW, apakah Anda sudah mendapatkan WoW-nya? :D
Ambil tarif paling ekonomis per rupiah dari Speedy: 1 Rupiah 1.82731841 bps, bandingkan dengan Alice Fun Speed.
Tarif Speedy 90.182/1.82731841 = 49,35 KALI LEBIH MAHAL!!!!!!
Apakah cuma itu?
Untuk menilai tingkat daya beli bandwidth tentu tidak hanya semata membandingkan harga, namun juga adalah tingkat penghasilan.
Nah pendapatan per kapita orang Jerman adalah $44.729 alias Rp 407.033.900,00/tahun.
Sedangkan pendapatan per kapita orang Indonesia adalah US$3,900 alias Rp 35.490.000,00/tahun.
ARTINYA Internet Speedy 44729/3900 x 49.35 = 566 KALI LEBIH TIDAK TERBELI/TERJANGKAU.
Ilustrasi kasarnya, orang Jerman cukup kerja 3 jam untuk membayar Internet 50 Mbps. Sedangkan orang Indonesia harus bekerja 7 hari untuk membayar Internet 1 Mbps.
Tragisnya, PT Telkom hidup mewah diatas pemb*d*han ini. Setiap tahun Triliunan uang dikeruk dari jualan Internet mahal yang ujungnya menghambat orang Indonesia untuk maju, dan mendapatkan akses Internet Broadband terjangkau. Sedangkan Internet saat ini merupakan salah satu sarana yang sangat krusial untuk memajukan suatu bangsa.
Internet murah? Apakah hanya mimpi? Siapa yang harus membenahinya? Biarlah rumput bergoyang yang menjawabnya. :(
Bahan bacaan:
1. http://www.alice-dsl.de/provider/content/segment/anbieter/produkte/dsl-tarifvergleich/
2. http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/internet/speedy.html
NB:
1. Ada cerita yang lebih parah lagi, di Bengkalis, dengan membayar tarif Internet setara dengan 1 Mbps di Jawa, hanya mendapatkan bandwidth 384 kbps. :(
2. Tulisan ini dikirim melalui Speedy
Labels:
alice,
internet mahal,
longkrang,
speedy,
wonosobo
Plagiat Doktor ITB di IEEE*
Longkrang, 15 April 2010
Dunia akademik heboh lagi dengan beredarnya berita plagiat yang dilakukan oleh Mahasiswa S3 ITB. Setelah sebelumnya Prof. Anak Agung Banyu Perwita dari Univ Parahyangan Bandung juga terkena skandal yang sama.
Mengapa mereka melakukan plagiat?
IEEE merupakan tempat paling bergengsi untuk menampilkan paper atau jurnal ilmiah yang merupakan state of the art dari teknologi elektronik dan elektrik, dimana ratusan ribu insinyur, profesor, mahasiswa dari seluruh dunia saling berkontribusi di dalamnya. Sejak berdiri hingga sekarang, sudah lebih dari 2.5 juta karya ilmiah yang dipublikasikan IEEE.
Dengan munculnya Internet, IEEE pun menyediakan akses lewat IEEE Xplore untuk mendapatkan paper (untuk member) dan abstrak (untuk semua orang). Maka sebenarnya adalah upaya "bunuh diri" bagi orang yang menjiplak, kemudian memasukkan papernya ke IEEE.
Tapi ternyata tidak hanya Pak Zuliansyah saja yang mencoba "bunuh diri." Kalau kita masuk ke situsnya ieeexplore http://ieeexplore.ieee.org , kemudian kita cari "notice of violation", akan muncul lebih dari 150 entry. Artinya banyak kasus serupa Pak Zul. Cuma memang tampaknya yang dari Indonesia yang ketahuan baru Pak Zul, CMIIW.
Ketika dulu saya pernah melakukan riset tentang Software Defined Radio (SDR), saya pun pernah menjumpai kasus plagiat ini. Ada sebuah paper yang aslinya ditulis oleh seseorang dari Yunani, dipublikasikan di konferensi regional Eropa. Suatu saat saya membaca paper dari IEEE, ditulis oleh orang India, yang ternyata isinya juga plek-njiplek. Setelah saya analisa, yang orang India ini yang ngejiplak, dan saya kirim email ke orang Yunani ini, dia kaget juga, kok bisa paper jiplakan lolos di IEEE. (Karena sudah beberapa tahun, saya tidak ingat lagi judul, dan nama-nama mereka, tapi papernya di bidang SDR).
Sudah jamak, bahwa program doktoral menuntut mahasiswanya untuk menemukan sesuatu yang orisinil, merupakan state of the art, dan itu dibuktikan dengan munculnya paper di jurnal baik regional ataupun internasional. Topik-topik di bidang engineering memang kadang jauh lebih susah ketika umumnya topiknya memang menjadi perebutan antar peneliti tanpa batas negara. Kadang profesor pembimbing mentarget supaya mahasiswanya setidaknya bisa memasukkan 2 atau 3 paper di level internasional, khususnya IEEE untuk bidang elektrikal dan elektronik.
Hal ini tidak jarang membuat orang frustasi ketika mereka gagal mendapatkan ide, ditambah lagi mungkin dengan tekanan habisnya beasiswa, tekanan keluarga yang juga sedih karena risetnya tak kunjung usai. Bagi yang tidak kuat, diambillah jalan pintas. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang tidak sabar, atau memang watak dasarnya adalah curang.
Sanksi Tegas Bagi Plagiator
ITB sudah tepat dengan membatalkan gelar Doktor dari yang bersangkutan, karena itu adalah mekanisme yang sudah sangat biasa dilakukan di lingkungan akademis. Terlebih karena dalam hal ini ITB sangat dipermalukan bahkan di level internasional, IEEE pula.
Dalam hal ini nama-nama pembimbing yang disebut dalam paper tersebut, memang harus melakukan klarifikasi, bahwa mereka memang tidak mengetahui adanya paper tersebut, dan menyatakan bahwa paper tersebut di-submit tanpa ijin mereka.
Saya menduga kasus ini seperti kasus yang menimpa A Maxim, yakni ketika dia mencatut orang lain sebagai co-author, padahal dia sendiri yang membuat paper tersebut. Meskipun belum tentu plagiat, tetapi tindakan mencatut ini saja sudah melanggar kode etik, sehingga juga diberikan "Notice of Violation", bahkan ada beberapa paper darinya.
Semoga budaya untuk jujur dalam berkarya akan menjadi spirit utama bagi para peneliti kita.
*Penulis pernah kuliah di ITB
Sumber:
1. http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/204042/1339319/10/plagiarisme-dilakukan-zuliansyah-saat-berstatus-mahasiswa-s3?881103605
2. http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/15/21105123/ITB.Akui.Adanya.Plagiasi
3. http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/guesthome.jsp
4. http://ieeexplore.ieee.org/search/freesrchabstract.jsp?tp=&arnumber=4317703&queryText%3Dnotice+of+violation%26openedRefinements%3D*%26pageNumber%3D3%26searchField%3DSearch+All
Dunia akademik heboh lagi dengan beredarnya berita plagiat yang dilakukan oleh Mahasiswa S3 ITB. Setelah sebelumnya Prof. Anak Agung Banyu Perwita dari Univ Parahyangan Bandung juga terkena skandal yang sama.
Mengapa mereka melakukan plagiat?
IEEE merupakan tempat paling bergengsi untuk menampilkan paper atau jurnal ilmiah yang merupakan state of the art dari teknologi elektronik dan elektrik, dimana ratusan ribu insinyur, profesor, mahasiswa dari seluruh dunia saling berkontribusi di dalamnya. Sejak berdiri hingga sekarang, sudah lebih dari 2.5 juta karya ilmiah yang dipublikasikan IEEE.
Dengan munculnya Internet, IEEE pun menyediakan akses lewat IEEE Xplore untuk mendapatkan paper (untuk member) dan abstrak (untuk semua orang). Maka sebenarnya adalah upaya "bunuh diri" bagi orang yang menjiplak, kemudian memasukkan papernya ke IEEE.
Tapi ternyata tidak hanya Pak Zuliansyah saja yang mencoba "bunuh diri." Kalau kita masuk ke situsnya ieeexplore http://ieeexplore.ieee.org , kemudian kita cari "notice of violation", akan muncul lebih dari 150 entry. Artinya banyak kasus serupa Pak Zul. Cuma memang tampaknya yang dari Indonesia yang ketahuan baru Pak Zul, CMIIW.
Ketika dulu saya pernah melakukan riset tentang Software Defined Radio (SDR), saya pun pernah menjumpai kasus plagiat ini. Ada sebuah paper yang aslinya ditulis oleh seseorang dari Yunani, dipublikasikan di konferensi regional Eropa. Suatu saat saya membaca paper dari IEEE, ditulis oleh orang India, yang ternyata isinya juga plek-njiplek. Setelah saya analisa, yang orang India ini yang ngejiplak, dan saya kirim email ke orang Yunani ini, dia kaget juga, kok bisa paper jiplakan lolos di IEEE. (Karena sudah beberapa tahun, saya tidak ingat lagi judul, dan nama-nama mereka, tapi papernya di bidang SDR).
Sudah jamak, bahwa program doktoral menuntut mahasiswanya untuk menemukan sesuatu yang orisinil, merupakan state of the art, dan itu dibuktikan dengan munculnya paper di jurnal baik regional ataupun internasional. Topik-topik di bidang engineering memang kadang jauh lebih susah ketika umumnya topiknya memang menjadi perebutan antar peneliti tanpa batas negara. Kadang profesor pembimbing mentarget supaya mahasiswanya setidaknya bisa memasukkan 2 atau 3 paper di level internasional, khususnya IEEE untuk bidang elektrikal dan elektronik.
Hal ini tidak jarang membuat orang frustasi ketika mereka gagal mendapatkan ide, ditambah lagi mungkin dengan tekanan habisnya beasiswa, tekanan keluarga yang juga sedih karena risetnya tak kunjung usai. Bagi yang tidak kuat, diambillah jalan pintas. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang tidak sabar, atau memang watak dasarnya adalah curang.
Sanksi Tegas Bagi Plagiator
ITB sudah tepat dengan membatalkan gelar Doktor dari yang bersangkutan, karena itu adalah mekanisme yang sudah sangat biasa dilakukan di lingkungan akademis. Terlebih karena dalam hal ini ITB sangat dipermalukan bahkan di level internasional, IEEE pula.
Dalam hal ini nama-nama pembimbing yang disebut dalam paper tersebut, memang harus melakukan klarifikasi, bahwa mereka memang tidak mengetahui adanya paper tersebut, dan menyatakan bahwa paper tersebut di-submit tanpa ijin mereka.
Saya menduga kasus ini seperti kasus yang menimpa A Maxim, yakni ketika dia mencatut orang lain sebagai co-author, padahal dia sendiri yang membuat paper tersebut. Meskipun belum tentu plagiat, tetapi tindakan mencatut ini saja sudah melanggar kode etik, sehingga juga diberikan "Notice of Violation", bahkan ada beberapa paper darinya.
Semoga budaya untuk jujur dalam berkarya akan menjadi spirit utama bagi para peneliti kita.
*Penulis pernah kuliah di ITB
Sumber:
1. http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/204042/1339319/10/plagiarisme-dilakukan-zuliansyah-saat-berstatus-mahasiswa-s3?881103605
2. http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/15/21105123/ITB.Akui.Adanya.Plagiasi
3. http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/guesthome.jsp
4. http://ieeexplore.ieee.org/search/freesrchabstract.jsp?tp=&arnumber=4317703&queryText%3Dnotice+of+violation%26openedRefinements%3D*%26pageNumber%3D3%26searchField%3DSearch+All
Wednesday, March 31, 2010
Software Bug pada Internet Banking Mandiri?
Longkrang, 1 April 2010
Ini bukan April Mop atau semacamnya. Saya termasuk pemakai aktif produk Internet Banking, sejak dulu masih punya akun di Deutsche Bank dan Dresdner Bank, hingga sekarang BCA dan Bank Mandiri.
Deutsche Bank dan Dresdner Bank, sudah tidak perlu dibicarakan, karena jelas mereka sangat mantap, tidak pernah ada masalah sedikitpun.
E-Banking BCA sudah saya gunakan sejak 3 tahun terakhir, dan tidak pernah ada masalah berarti, hingga beberapa waktu lalu saya kehilangan token saya, dan sampai saat ini belum sempat ngurus administrasinya (laporan kehilangan di kantor polisi, dsb), sehingga sementara transaksi terbatas di Mobile Banking. Tapi secara umum, saya sangat puas dengan E-Banking BCA, sangat mudah dan nyaman. One thumb up untuk e-banking BCA.
Untuk memenuhi kebutuhan bisnis, saya juga membuka rekening Bank Mandiri, mengingat banyak relasi yang menggunakan bank ini, selain itu jaringannya juga sangat luas. Dan saya juga pemakai E-Banking Mandiri.
Problemnya adalah Internet Banking Mandiri ini sering sekali bermasalah. Memang bukan masalah seperti kehilangan uang dan semacamnya, tetapi karena sering sekali terjadi gagal transaksi. Misalnya ketika mau beli pulsa, eh Transaksi Ditolak. Mau bayar listrik PLN, eh juga Transaksi Ditolak. Kadang berhasil, tapi gagalnya lebih sering.
Belum lagi kalau pas butuh transfer, baik itu sesama rekening Bank Mandiri atau ke bank lain. Ini sangat menjengkelkan, karena urusan bisnis bisa jadi terkendala, gara-gara gagal transfer.
Rupanya, tidak cuma saya yang mengalami persoalan serupa. Banyak orang mengeluhkan buruknya layanan Internet Banking Mandiri. Misalnya di sini.
Pagi ini saya mencoba untuk transfer ke BCA, tapi lagi-lagi gagal, alasannya sangat tidak masuk akal : TRANSAKSI TIDAK DAPAT DIPROSES, karena TANGGAL EFEKTIF < TANGGAL HARI INI.
PADAHAL, saya mencoba untuk RTGS pada tanggal 1 April 2010, dan tanggal efektifnya juga 1 April 2010. Dan saya tidak melakukan perubahan pilihan apapun, semua default (karena logikanya default pun tidak masalah).
Masak software tidak bisa membedakan antara "<" dan "=" ? Aneh bin ajaib.
Ini adalah sesuatu yang tidak pernah saya jumpai selama menggunakan Internet Banking BCA, Deutsche Bank atau Dresdner Bank. Tidak pernah saya gagal transaksi, kecuali jika alasannya logis.
Ketika Bank beramai-ramai ekspansi ke Internet Banking, karena memberikan keuntungan baik buat Bank (antrian lebih pendek, SDM tidak perlu ditambah, dll), dan juga customer (tidak perlu repot datang dan antri, dll), sudah seharusnya Bank Mandiri mencontoh Bank lainnya yang lebih serius mengurusi Internet Bankingnya.
Sudah berpuluh kali saya mengalami masalah dengan Internet Banking Mandiri, tapi baru kali ini saya menuliskannya. Semoga Software Developer dan System Integrator di Bank Mandiri bisa lebih profesional lagi dalam menjalankan tugasnya. Tidak perlu malu untuk belajar dari Bank lainnya.
Ini bukan April Mop atau semacamnya. Saya termasuk pemakai aktif produk Internet Banking, sejak dulu masih punya akun di Deutsche Bank dan Dresdner Bank, hingga sekarang BCA dan Bank Mandiri.
Deutsche Bank dan Dresdner Bank, sudah tidak perlu dibicarakan, karena jelas mereka sangat mantap, tidak pernah ada masalah sedikitpun.
E-Banking BCA sudah saya gunakan sejak 3 tahun terakhir, dan tidak pernah ada masalah berarti, hingga beberapa waktu lalu saya kehilangan token saya, dan sampai saat ini belum sempat ngurus administrasinya (laporan kehilangan di kantor polisi, dsb), sehingga sementara transaksi terbatas di Mobile Banking. Tapi secara umum, saya sangat puas dengan E-Banking BCA, sangat mudah dan nyaman. One thumb up untuk e-banking BCA.
Untuk memenuhi kebutuhan bisnis, saya juga membuka rekening Bank Mandiri, mengingat banyak relasi yang menggunakan bank ini, selain itu jaringannya juga sangat luas. Dan saya juga pemakai E-Banking Mandiri.
Problemnya adalah Internet Banking Mandiri ini sering sekali bermasalah. Memang bukan masalah seperti kehilangan uang dan semacamnya, tetapi karena sering sekali terjadi gagal transaksi. Misalnya ketika mau beli pulsa, eh Transaksi Ditolak. Mau bayar listrik PLN, eh juga Transaksi Ditolak. Kadang berhasil, tapi gagalnya lebih sering.
Belum lagi kalau pas butuh transfer, baik itu sesama rekening Bank Mandiri atau ke bank lain. Ini sangat menjengkelkan, karena urusan bisnis bisa jadi terkendala, gara-gara gagal transfer.
Rupanya, tidak cuma saya yang mengalami persoalan serupa. Banyak orang mengeluhkan buruknya layanan Internet Banking Mandiri. Misalnya di sini.
Pagi ini saya mencoba untuk transfer ke BCA, tapi lagi-lagi gagal, alasannya sangat tidak masuk akal : TRANSAKSI TIDAK DAPAT DIPROSES, karena TANGGAL EFEKTIF < TANGGAL HARI INI.
PADAHAL, saya mencoba untuk RTGS pada tanggal 1 April 2010, dan tanggal efektifnya juga 1 April 2010. Dan saya tidak melakukan perubahan pilihan apapun, semua default (karena logikanya default pun tidak masalah).
Masak software tidak bisa membedakan antara "<" dan "=" ? Aneh bin ajaib.
Ini adalah sesuatu yang tidak pernah saya jumpai selama menggunakan Internet Banking BCA, Deutsche Bank atau Dresdner Bank. Tidak pernah saya gagal transaksi, kecuali jika alasannya logis.
Ketika Bank beramai-ramai ekspansi ke Internet Banking, karena memberikan keuntungan baik buat Bank (antrian lebih pendek, SDM tidak perlu ditambah, dll), dan juga customer (tidak perlu repot datang dan antri, dll), sudah seharusnya Bank Mandiri mencontoh Bank lainnya yang lebih serius mengurusi Internet Bankingnya.
Sudah berpuluh kali saya mengalami masalah dengan Internet Banking Mandiri, tapi baru kali ini saya menuliskannya. Semoga Software Developer dan System Integrator di Bank Mandiri bisa lebih profesional lagi dalam menjalankan tugasnya. Tidak perlu malu untuk belajar dari Bank lainnya.
Tuesday, March 23, 2010
Cara Membuat USB Multiboot Linux dan Tools Bermanfaat
Longkrang, Selasa 23 Maret 2010
Pernah kerepotan karena harus menenteng banyak CD untuk membenahi banyak komputer? Misalnya kita mau pasang Ubuntu Server, eh ternyata yang kita bawa CD yang buat 64 bit, padahal servernya pakai masih pakai prosesor 32 bit.
Nah, di artikel ini, kita akan membuat berbagai macam Distro Linux dan Tools yang bermanfaat, terkumpul dalam satu buah USB Flash, sehingga praktis banget untuk kita bawa-bawa untuk instalasi atau troubleshooting.
Pertama, kita siapkan tools berikut ini:
1. Grubinstgui
2. Grub4dos
3. Izarc atau Archiver kesukaan Anda.
dan tentunya, sebuah USB Flash Disk. Semakin banyak OS yang ingin Anda masukkan, tentu semakin besar USB yang dibutuhkan. Sebagai contoh, saya menggunakan USB Flash Transcend Jetflash 8GB.
Langkah-langkah: (Asumsi Anda menggunakan Windows XP)
1. Format USB Flash Disk dengan FAT32
2. Ekstrak Grubinstgui dan jalankan, serta install grub di USB Flash.
Warning!!! Jangan sampai salah memilih, atau Anda bisa jadi kehilangan data di harddisk Anda!!! Pastikan Nomor USB Flash Anda dengan membuka Computer Management -> Disk Management.
Ketika sudah pasti, tidak perlu merubah settingan, klik Install.
3. Copy grldr ke direktori utama USB Flash Anda. (E.g. misal USB Flash-nya F:\, akan menjadi F:\grldr. Buat file bernama menu.lst
4. Copy file ISO ke dalam direktori utama USB Flash Anda.
Misalnya :
Ubuntu 9.10 Desktop i386
Ubuntu 9.10 Desktop AMD64
Ubuntu 9.10 Server i386
Ubuntu 9.10 Server AMD64
Xubuntu 9.10 Desktop i386
Ubuntu 9.10 Netbook Remix
Ylmf (Ubuntu citarasa Windows XP)
Riplinux 9.3
Parted Magic 4.9
OphCrack XP 2.3.1 (XP Password Cracker)
OphCrack Vista 2.3.1 (Vista Password Cracker)
dll
Anda bebas memilih mana saja dari Distro tersebut.
5. Parameter yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam file menu.lst:
color blue/black yellow/blue
timeout 120
untuk Ubuntu 9.10 Desktop i386:
title Ubuntu 9.10 Desktop i386
find --set-root /ubuntu-9.10-desktop-i386.iso
map /ubuntu-9.10-desktop-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu.seed boot=casper iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-desktop-i386.iso quiet splash locale=en.UTF-8 --
initrd /casper/initrd.lz
boot
untuk Ubuntu 9.10 Desktop AMD64 :
title Ubuntu 9.10 Desktop AMD64
find --set-root /ubuntu-9.10-desktop-amd64.iso
map /ubuntu-9.10-desktop-amd64.iso (hd32)
map --hook
root (hd32)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu.seed boot=casper iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-desktop-amd64.iso quiet splash locale=en.UTF-8 --
initrd /casper/initrd.lz
boot
untuk Ubuntu 9.10 Server i386:
title Ubuntu 9.10 Server i386
find --set-root /ubuntu-9.10-server-i386.iso
map /ubuntu-9.10-server-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /install/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu-server.seed boot=install iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-server-i386.iso splash
initrd /install/initrd.gz
boot
untuk Ubuntu 9.10 Server AMD64:
title Ubuntu 9.10 Server AMD64
find --set-root /ubuntu-9.10-server-amd64.iso
map /ubuntu-9.10-server-amd64.iso (hd32)
map --hook
root (hd32)
kernel /install/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu-server.seed boot=install iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-server-amd64.iso splash
initrd /install/initrd.gz
boot
untuk Xubuntu 9.10 Desktop i386 :
title Xubuntu 9.10
find --set-root /xubuntu-9.10-desktop-i386.iso
map /xubuntu-9.10-desktop-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/xubuntu.seed boot=casper persistent iso-scan/filename=/xubuntu-9.10-desktop-i386.iso splash
initrd /casper/initrd.lz
untuk Ubuntu 9.10 Netbook Remix:
title Ubuntu 9.10 Netbook Remix (NetBook Distro)
find --set-root /ubuntu-9.10-netbook-remix-i386.iso
map /ubuntu-9.10-netbook-remix-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/netbook-remix.seed boot=casper persistent iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-netbook-remix-i386.iso splash
initrd /casper/initrd.lz
untuk YlmF:
title YlmF (Windows Like OS)
find --set-root /YlmF_OS_EN_v1.0.iso
map /YlmF_OS_EN_v1.0.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu.seed boot=casper persistent iso-scan/filename=/YlmF_OS_EN_v1.0.iso splash
initrd /casper/initrd.lz
untuk Riplinux 9.3 :
title Riplinux 9.3
find --set-root /RIPLinuX-9.3.iso
map --heads=0 --sectors-per-track=0 /RIPLinuX-9.3.iso (0xff) || map --heads=0 --sectors-per-track=0 --mem /RIPLinuX-9.3.iso (0xff)
map --hook
chainloader (0xff)
untuk Parted Magic 4.9
title Parted Magic 4.9 (Partition Tools)
find --set-root /pmagic-4.9.iso
map /pmagic-4.9.iso (hd32)
map --hook
root (hd32)
chainloader (hd32)
untuk OphCrack XP 2.3.1
title OphCrack XP 2.3.1 (XP Password Cracker)
find --set-root /ophcrack-xp-livecd-2.3.1.iso
map /ophcrack-xp-livecd-2.3.1.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /boot/bzImage rw root=/dev/null vga=normal lang=C kmap=us screen=1024x768x16 autologin
initrd /boot/rootfs.gz
untuk OphCrack Vista 2.3.1
title OphCrack Vista 2.3.1 (Vista Password Cracker)
find --set-root /ophcrack-vista-livecd-2.3.1.iso
map /ophcrack-vista-livecd-2.3.1.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /boot/bzImage rw root=/dev/null vga=normal lang=C kmap=us screen=1024x768x16 autologin
initrd /boot/rootfs.gz
Khusus untuk OphCrack, Tables harus terletak di direktori utama, Anda bisa mendownload utilitas ini PDL Table Extractor.
Demikian dulu, nanti akan kita tambahkan juga paramater-parameter untuk OS/Distro lainnya.
Bahan bacaan:
1. http://grub4dos.sourceforge.net/wiki/index.php/Grub4dos_tutorial
2. http://www.userbytes.com/roll-your-own-multiboot-usb-flash-drive/
3. http://www.neowin.net/forum/topic/621496-create-a-multi-boot-rescue-usb-flash-drive/
4. http://www.911cd.net/forums//index.php?showtopic=18846
5. http://lmgtfy.com/?q=multiboot+usb+flash
Pernah kerepotan karena harus menenteng banyak CD untuk membenahi banyak komputer? Misalnya kita mau pasang Ubuntu Server, eh ternyata yang kita bawa CD yang buat 64 bit, padahal servernya pakai masih pakai prosesor 32 bit.
Nah, di artikel ini, kita akan membuat berbagai macam Distro Linux dan Tools yang bermanfaat, terkumpul dalam satu buah USB Flash, sehingga praktis banget untuk kita bawa-bawa untuk instalasi atau troubleshooting.
Pertama, kita siapkan tools berikut ini:
1. Grubinstgui
2. Grub4dos
3. Izarc atau Archiver kesukaan Anda.
dan tentunya, sebuah USB Flash Disk. Semakin banyak OS yang ingin Anda masukkan, tentu semakin besar USB yang dibutuhkan. Sebagai contoh, saya menggunakan USB Flash Transcend Jetflash 8GB.
Langkah-langkah: (Asumsi Anda menggunakan Windows XP)
1. Format USB Flash Disk dengan FAT32
2. Ekstrak Grubinstgui dan jalankan, serta install grub di USB Flash.
Warning!!! Jangan sampai salah memilih, atau Anda bisa jadi kehilangan data di harddisk Anda!!! Pastikan Nomor USB Flash Anda dengan membuka Computer Management -> Disk Management.
Ketika sudah pasti, tidak perlu merubah settingan, klik Install.
3. Copy grldr ke direktori utama USB Flash Anda. (E.g. misal USB Flash-nya F:\, akan menjadi F:\grldr. Buat file bernama menu.lst
4. Copy file ISO ke dalam direktori utama USB Flash Anda.
Misalnya :
Ubuntu 9.10 Desktop i386
Ubuntu 9.10 Desktop AMD64
Ubuntu 9.10 Server i386
Ubuntu 9.10 Server AMD64
Xubuntu 9.10 Desktop i386
Ubuntu 9.10 Netbook Remix
Ylmf (Ubuntu citarasa Windows XP)
Riplinux 9.3
Parted Magic 4.9
OphCrack XP 2.3.1 (XP Password Cracker)
OphCrack Vista 2.3.1 (Vista Password Cracker)
dll
Anda bebas memilih mana saja dari Distro tersebut.
5. Parameter yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam file menu.lst:
color blue/black yellow/blue
timeout 120
untuk Ubuntu 9.10 Desktop i386:
title Ubuntu 9.10 Desktop i386
find --set-root /ubuntu-9.10-desktop-i386.iso
map /ubuntu-9.10-desktop-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu.seed boot=casper iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-desktop-i386.iso quiet splash locale=en.UTF-8 --
initrd /casper/initrd.lz
boot
untuk Ubuntu 9.10 Desktop AMD64 :
title Ubuntu 9.10 Desktop AMD64
find --set-root /ubuntu-9.10-desktop-amd64.iso
map /ubuntu-9.10-desktop-amd64.iso (hd32)
map --hook
root (hd32)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu.seed boot=casper iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-desktop-amd64.iso quiet splash locale=en.UTF-8 --
initrd /casper/initrd.lz
boot
untuk Ubuntu 9.10 Server i386:
title Ubuntu 9.10 Server i386
find --set-root /ubuntu-9.10-server-i386.iso
map /ubuntu-9.10-server-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /install/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu-server.seed boot=install iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-server-i386.iso splash
initrd /install/initrd.gz
boot
untuk Ubuntu 9.10 Server AMD64:
title Ubuntu 9.10 Server AMD64
find --set-root /ubuntu-9.10-server-amd64.iso
map /ubuntu-9.10-server-amd64.iso (hd32)
map --hook
root (hd32)
kernel /install/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu-server.seed boot=install iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-server-amd64.iso splash
initrd /install/initrd.gz
boot
untuk Xubuntu 9.10 Desktop i386 :
title Xubuntu 9.10
find --set-root /xubuntu-9.10-desktop-i386.iso
map /xubuntu-9.10-desktop-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/xubuntu.seed boot=casper persistent iso-scan/filename=/xubuntu-9.10-desktop-i386.iso splash
initrd /casper/initrd.lz
untuk Ubuntu 9.10 Netbook Remix:
title Ubuntu 9.10 Netbook Remix (NetBook Distro)
find --set-root /ubuntu-9.10-netbook-remix-i386.iso
map /ubuntu-9.10-netbook-remix-i386.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/netbook-remix.seed boot=casper persistent iso-scan/filename=/ubuntu-9.10-netbook-remix-i386.iso splash
initrd /casper/initrd.lz
untuk YlmF:
title YlmF (Windows Like OS)
find --set-root /YlmF_OS_EN_v1.0.iso
map /YlmF_OS_EN_v1.0.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /casper/vmlinuz file=/cdrom/preseed/ubuntu.seed boot=casper persistent iso-scan/filename=/YlmF_OS_EN_v1.0.iso splash
initrd /casper/initrd.lz
untuk Riplinux 9.3 :
title Riplinux 9.3
find --set-root /RIPLinuX-9.3.iso
map --heads=0 --sectors-per-track=0 /RIPLinuX-9.3.iso (0xff) || map --heads=0 --sectors-per-track=0 --mem /RIPLinuX-9.3.iso (0xff)
map --hook
chainloader (0xff)
untuk Parted Magic 4.9
title Parted Magic 4.9 (Partition Tools)
find --set-root /pmagic-4.9.iso
map /pmagic-4.9.iso (hd32)
map --hook
root (hd32)
chainloader (hd32)
untuk OphCrack XP 2.3.1
title OphCrack XP 2.3.1 (XP Password Cracker)
find --set-root /ophcrack-xp-livecd-2.3.1.iso
map /ophcrack-xp-livecd-2.3.1.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /boot/bzImage rw root=/dev/null vga=normal lang=C kmap=us screen=1024x768x16 autologin
initrd /boot/rootfs.gz
untuk OphCrack Vista 2.3.1
title OphCrack Vista 2.3.1 (Vista Password Cracker)
find --set-root /ophcrack-vista-livecd-2.3.1.iso
map /ophcrack-vista-livecd-2.3.1.iso (0xff)
map --hook
root (0xff)
kernel /boot/bzImage rw root=/dev/null vga=normal lang=C kmap=us screen=1024x768x16 autologin
initrd /boot/rootfs.gz
Khusus untuk OphCrack, Tables harus terletak di direktori utama, Anda bisa mendownload utilitas ini PDL Table Extractor.
Demikian dulu, nanti akan kita tambahkan juga paramater-parameter untuk OS/Distro lainnya.
Bahan bacaan:
1. http://grub4dos.sourceforge.net/wiki/index.php/Grub4dos_tutorial
2. http://www.userbytes.com/roll-your-own-multiboot-usb-flash-drive/
3. http://www.neowin.net/forum/topic/621496-create-a-multi-boot-rescue-usb-flash-drive/
4. http://www.911cd.net/forums//index.php?showtopic=18846
5. http://lmgtfy.com/?q=multiboot+usb+flash
Labels:
grub4dos,
grubinstgui,
linux,
multiboot,
ophcrack,
partedmagic,
ubuntu,
usb flash,
ylmf
Monday, March 8, 2010
Status WAN Kabupaten Bengkalis
Per 9 Maret 2010, kira-kira(?) topologi WAN Kabupaten Bengkalis yang dikelola tim IT Bavaria adalah seperti berikut:
-(?)kira-kira karena masih ada beberapa node yang belum dimasukkan.
- Hijau berarti perangkat beroperasi dengan baik.
- Merah berarti ada beberapa kemungkinan:
1. Perangkat memang belum dinyalakan
2. Perangkat rusak (yieks, jangan please)
3. Remote ping diblok
- Gambar diekspor dari The Dude, diakses secara remote dari Jakarta via VPN.
-(?)kira-kira karena masih ada beberapa node yang belum dimasukkan.
- Hijau berarti perangkat beroperasi dengan baik.
- Merah berarti ada beberapa kemungkinan:
1. Perangkat memang belum dinyalakan
2. Perangkat rusak (yieks, jangan please)
3. Remote ping diblok
- Gambar diekspor dari The Dude, diakses secara remote dari Jakarta via VPN.
Thursday, February 4, 2010
Mengenal Home Grid Network G.hn (1)
Longkrang, 5 Februari 2010
Salah satu segmen market yang membutuhkan computer networking, adalah tempat tinggal, rumah, apartemen, villa dan semacamnya. Saat ini teknologi yang jamak dipakai adalah teknologi Wireless LAN, sejak generasi awal 802.11 hingga 802.11n yang sudah mulai marak belakangan ini.
Teknologi lain seperti Ethernet jarang dipakai oleh pengguna rumahan, karena pada umumnya mereka tidak mau menambah kabel. Kata mereka, "Are you kidding me? another cable installment?" :D Itu tak hanya terjadi di Indonesia, dan sudah menjadi pemahaman bersama para pelaku industri networking, "No new wires in the home". Itu sebabnya teknologi wireless memang menjadi sangat sukses, terlebih dengan meluapnya segmen mobile computing, laptop/netbook, hingga sebentar lagi mini tablet macam iPad dan sebangsanya.
Back To Wired, I'm Not Kidding.
Teknologi wireless, bahkan yang mengusung teknologi baru semacam MIMO OFDM di Wireless-N (yang saat ini bisa memberikan trhoughput tertinggi untuk Wireless LAN), pun memiliki beberapa keterbatasan, misalnya sinyal yang akan terdegradasi ketika terhalang, dan juga jika terkena interferensi. Dan yang pasti throughputnya akan terbagi jika semakin banyak client yang masuk, apalagi sudah jamak diketahui CSMA-CA memang tidak bisa seefisien teknologi MAC di jaringan kabel.
Selain itu teknologi wireless LAN tampaknya akan kesulitan untuk melayani aplikasi yang sangat boros bandwidth. Misalnya jika hendak menonton multiple channel high definition video, sesuatu yang akan menjadi mainstream dalam beberapa waktu kedepan.
Karena itu dibutuhkan teknologi baru yang kira-kira memenuhi karakteristik berikut ini bagi pengguna rumahan:
1. Bandwidth sangat besar, paling tidak hingga orde 1 Gbps. Tampak seperti Gigabit Ethernet? Ya, tetapi juga:
2. Tidak membutuhkan instalasi kabel baru, alias harus memanfaatkan jaringan kabel yang sudah ada di dalam rumah, yakni:
- jaringan listrik
- jaringan coaxial (biasanya untuk TV, audio)
- jaringan kabel telepon
Home Networking
Nah segmen inilah yang disebut Home Networking, dan sebenarnya sudah ada teknologi yang telah beberapa lama bermain di segmen niche ini, yakni:
1. HomePlug
HomePlug adalah konsorsium pembuat networking via jaringan listrik. Produknya pun sebenarnya sudah banyak beredar di pasaran, misalnya untuk perangkat dengan kecepatan 14 Mbps seperti dibawah ini:
2. Multimedia over Coax Alliance (MoCA)
MoCA merupakan konsorsium pembuat perangkat jaringan via kabel Coaxial. Hmm jadi ingat Ethernet jaman dulu, yang pakai 10Base2, 10Base5, yang pakai RG8/RG58 :D
So, kenapa butuh standar baru lagi? Another failing standard? I hope not.
The International Telecommunication Union (ITU) bermaksud menyatukan beberapa standar home networking, sehingga konsumen tidak perlu bingung, dengan beberapa standar yang berbeda untuk tiap jenis jaringan fisik. Harapannya adalah dengan sistem yang sama, mampu menyatukan jaringan lewat instalasi yang sudah ada di rumah, baik listrik, telepon ataupun coaxial. Itulah sebabnya ITU kemudian menyusun standar G.hn.
Sebagai konsorsium pendukungnya, dibentuklah forum HomeGrid, dengan Intel, Texas Instrument, sebagai penyokong utamanya. Mirip dengan standar IEEE 802.11 yang disokong oleh WiFi Alliance.
Visi kedepan adalah, perangkat rumah akan terkoneksi dalam jaringan. Misalnya untuk Home Automation, misalnya untuk mengontrol perabot rumah, kulkas, ac, lampu secara remote, via Internet atau seluler. Juga televisi berbasis IP (IPTV) juga memiliki potensi yang besar.
Bersambung ke Tulisan 2......
Bahan bacaan:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/G.hn
2. http://en.wikipedia.org/wiki/HomePlug_Powerline_Alliance
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Multimedia_over_Coax_Alliance
4. http://www.broadbandhomecentral.com/report/backissues/Report0803_4.html
5. http://www.homeplug.org/
Salah satu segmen market yang membutuhkan computer networking, adalah tempat tinggal, rumah, apartemen, villa dan semacamnya. Saat ini teknologi yang jamak dipakai adalah teknologi Wireless LAN, sejak generasi awal 802.11 hingga 802.11n yang sudah mulai marak belakangan ini.
Teknologi lain seperti Ethernet jarang dipakai oleh pengguna rumahan, karena pada umumnya mereka tidak mau menambah kabel. Kata mereka, "Are you kidding me? another cable installment?" :D Itu tak hanya terjadi di Indonesia, dan sudah menjadi pemahaman bersama para pelaku industri networking, "No new wires in the home". Itu sebabnya teknologi wireless memang menjadi sangat sukses, terlebih dengan meluapnya segmen mobile computing, laptop/netbook, hingga sebentar lagi mini tablet macam iPad dan sebangsanya.
Back To Wired, I'm Not Kidding.
Teknologi wireless, bahkan yang mengusung teknologi baru semacam MIMO OFDM di Wireless-N (yang saat ini bisa memberikan trhoughput tertinggi untuk Wireless LAN), pun memiliki beberapa keterbatasan, misalnya sinyal yang akan terdegradasi ketika terhalang, dan juga jika terkena interferensi. Dan yang pasti throughputnya akan terbagi jika semakin banyak client yang masuk, apalagi sudah jamak diketahui CSMA-CA memang tidak bisa seefisien teknologi MAC di jaringan kabel.
Selain itu teknologi wireless LAN tampaknya akan kesulitan untuk melayani aplikasi yang sangat boros bandwidth. Misalnya jika hendak menonton multiple channel high definition video, sesuatu yang akan menjadi mainstream dalam beberapa waktu kedepan.
Karena itu dibutuhkan teknologi baru yang kira-kira memenuhi karakteristik berikut ini bagi pengguna rumahan:
1. Bandwidth sangat besar, paling tidak hingga orde 1 Gbps. Tampak seperti Gigabit Ethernet? Ya, tetapi juga:
2. Tidak membutuhkan instalasi kabel baru, alias harus memanfaatkan jaringan kabel yang sudah ada di dalam rumah, yakni:
- jaringan listrik
- jaringan coaxial (biasanya untuk TV, audio)
- jaringan kabel telepon
Home Networking
Nah segmen inilah yang disebut Home Networking, dan sebenarnya sudah ada teknologi yang telah beberapa lama bermain di segmen niche ini, yakni:
1. HomePlug
HomePlug adalah konsorsium pembuat networking via jaringan listrik. Produknya pun sebenarnya sudah banyak beredar di pasaran, misalnya untuk perangkat dengan kecepatan 14 Mbps seperti dibawah ini:
2. Multimedia over Coax Alliance (MoCA)
MoCA merupakan konsorsium pembuat perangkat jaringan via kabel Coaxial. Hmm jadi ingat Ethernet jaman dulu, yang pakai 10Base2, 10Base5, yang pakai RG8/RG58 :D
So, kenapa butuh standar baru lagi? Another failing standard? I hope not.
The International Telecommunication Union (ITU) bermaksud menyatukan beberapa standar home networking, sehingga konsumen tidak perlu bingung, dengan beberapa standar yang berbeda untuk tiap jenis jaringan fisik. Harapannya adalah dengan sistem yang sama, mampu menyatukan jaringan lewat instalasi yang sudah ada di rumah, baik listrik, telepon ataupun coaxial. Itulah sebabnya ITU kemudian menyusun standar G.hn.
Sebagai konsorsium pendukungnya, dibentuklah forum HomeGrid, dengan Intel, Texas Instrument, sebagai penyokong utamanya. Mirip dengan standar IEEE 802.11 yang disokong oleh WiFi Alliance.
Visi kedepan adalah, perangkat rumah akan terkoneksi dalam jaringan. Misalnya untuk Home Automation, misalnya untuk mengontrol perabot rumah, kulkas, ac, lampu secara remote, via Internet atau seluler. Juga televisi berbasis IP (IPTV) juga memiliki potensi yang besar.
Bersambung ke Tulisan 2......
Bahan bacaan:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/G.hn
2. http://en.wikipedia.org/wiki/HomePlug_Powerline_Alliance
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Multimedia_over_Coax_Alliance
4. http://www.broadbandhomecentral.com/report/backissues/Report0803_4.html
5. http://www.homeplug.org/
VOIP di Kabupaten Wonosobo
Longkrang, 5 Februari 2010
Sejak 2007 Wonosobo telah membangun jaringan VOIP sendiri. Dengan VOIP maka banyak kecamatan dan hampir semua Puskesmas, termasuk beberapa SKPD dalam kota telah memiliki perangkat IP Phone untuk berkomunikasi. Penggunaaan teknologi ini sangat bermanfaat, selain tidak terbebani pulsa alias gratis, juga server VOIP yang ada di Wonosobo memiliki seabreg fitur seperti Voice Mail, Conference, dll.
VOIP ini berjalan diatas jaringan Wide Area Network Wonosobo, dan saat ini ada dua buah server VOIP:
1. Server Alcatel di Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Server Asterisk di Data Center Bappeda
Server Alcatel lebih dahulu ada, server ini sangat mudah dikonfigurasi melalui Graphical User Interface (GUI) yang sangat interaktif.
Ada lebih dari 30 IP Phone Alcatel yang tersambung ke server ini, dan saat ini sudah sangat sering dipakai oleh pengguna di lingkungan kabupaten Wonosobo. Protocol yang digunakan adalah H.323. Kelemahannya, produk Alcatel ini proprietary, sehingga praktis banyak keterbatasan yang dialami, untuk menambah beberapa fitur baru, harus merogoh kocek yang cukup dalam. Servernya sendiri berharga sekitar 23 juta rupiah.
Sedangkan Data Center yang belakangan berdiri (2008 akhir), memiliki server VoIP sendiri. Dengan mengusung semangat murah meriah, serta Open Source, dipilihlah platform Linux dan Asterisk sebagai server VoIPnya. Berjalan di atas Server IBM X3400, 2 GB DDR-SDRAM ECC, 2x146 GB SCSI, saat ini masih kurang dari 10 terminal IP Phone yang tersambung. Yang digunakan sebagai terminal IP Phone umumnya adalah produk dari Linksys, misalnya SPA942, dengan protokol Session Initiation Protocol (SIP) sebagai protokol utamanya.
Sebagai produk opensource, Asterisk ini memiliki segudang keunggulan, dan juga beberapa kelemahan. Fitur yang luas dan tidak di-locked, interoperabilitas dengan banyak client, tidak terikat oleh satu dua merk, adalah kekuatan dari server ini, tentu selain karena free, sehingga jika terjadi trouble, sangat cost efficient jikapun terpaksa harus mengganti server, tinggal instalasi dan copy konfigurasinya.
Karena semua perangkat yang mendukung SIP bisa masuk ke server ini, maka banyak pilihan untuk bisa memanfaatkan resource ini. Misalnya penulis kebetulan memiliki Nokie E71 (dimana semua seri E Nokia mendukung SIP secara native), maka dengan sedikit konfigurasi, E71 sudah bisa berkomunikasi dengan IP Phone lainnya, selama berada dalam wilayah WAN Wonosobo. Sangat menarik? Tentu!
Tantangan
Saat ini kedua server tadi belum saling interkoneksi, alias terpisah. Dan saat ini tengah "diperjuangkan" supaya kedua server tadi saling berkomunikasi alias membentuk trunk, sehingga anggota server Alcatel bisa kontak ke anggota server Asterisk, dan sebaliknya. Doakan supaya segera ketemu pencerahannya, karena ngubek-ubek Prof Google, belum ketemu cluenya. :D
Sejak 2007 Wonosobo telah membangun jaringan VOIP sendiri. Dengan VOIP maka banyak kecamatan dan hampir semua Puskesmas, termasuk beberapa SKPD dalam kota telah memiliki perangkat IP Phone untuk berkomunikasi. Penggunaaan teknologi ini sangat bermanfaat, selain tidak terbebani pulsa alias gratis, juga server VOIP yang ada di Wonosobo memiliki seabreg fitur seperti Voice Mail, Conference, dll.
VOIP ini berjalan diatas jaringan Wide Area Network Wonosobo, dan saat ini ada dua buah server VOIP:
1. Server Alcatel di Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Server Asterisk di Data Center Bappeda
Server Alcatel lebih dahulu ada, server ini sangat mudah dikonfigurasi melalui Graphical User Interface (GUI) yang sangat interaktif.
Ada lebih dari 30 IP Phone Alcatel yang tersambung ke server ini, dan saat ini sudah sangat sering dipakai oleh pengguna di lingkungan kabupaten Wonosobo. Protocol yang digunakan adalah H.323. Kelemahannya, produk Alcatel ini proprietary, sehingga praktis banyak keterbatasan yang dialami, untuk menambah beberapa fitur baru, harus merogoh kocek yang cukup dalam. Servernya sendiri berharga sekitar 23 juta rupiah.
Sedangkan Data Center yang belakangan berdiri (2008 akhir), memiliki server VoIP sendiri. Dengan mengusung semangat murah meriah, serta Open Source, dipilihlah platform Linux dan Asterisk sebagai server VoIPnya. Berjalan di atas Server IBM X3400, 2 GB DDR-SDRAM ECC, 2x146 GB SCSI, saat ini masih kurang dari 10 terminal IP Phone yang tersambung. Yang digunakan sebagai terminal IP Phone umumnya adalah produk dari Linksys, misalnya SPA942, dengan protokol Session Initiation Protocol (SIP) sebagai protokol utamanya.
Sebagai produk opensource, Asterisk ini memiliki segudang keunggulan, dan juga beberapa kelemahan. Fitur yang luas dan tidak di-locked, interoperabilitas dengan banyak client, tidak terikat oleh satu dua merk, adalah kekuatan dari server ini, tentu selain karena free, sehingga jika terjadi trouble, sangat cost efficient jikapun terpaksa harus mengganti server, tinggal instalasi dan copy konfigurasinya.
Karena semua perangkat yang mendukung SIP bisa masuk ke server ini, maka banyak pilihan untuk bisa memanfaatkan resource ini. Misalnya penulis kebetulan memiliki Nokie E71 (dimana semua seri E Nokia mendukung SIP secara native), maka dengan sedikit konfigurasi, E71 sudah bisa berkomunikasi dengan IP Phone lainnya, selama berada dalam wilayah WAN Wonosobo. Sangat menarik? Tentu!
Tantangan
Saat ini kedua server tadi belum saling interkoneksi, alias terpisah. Dan saat ini tengah "diperjuangkan" supaya kedua server tadi saling berkomunikasi alias membentuk trunk, sehingga anggota server Alcatel bisa kontak ke anggota server Asterisk, dan sebaliknya. Doakan supaya segera ketemu pencerahannya, karena ngubek-ubek Prof Google, belum ketemu cluenya. :D
Analisis Link Wireless LAN untuk Kontur Sulit
Longkrang, 4 Februari 2010
Untuk membuat link Point-To-Point (PtP) Wireless LAN pada daerah yang berkontur sulit, dipenuhi perbukitan, pepohonan, memang membutuhkan effort yang lebih. Hal ini dikarenakan Wireless LAN umumnya membutuhkan kondisi Line Of Sight (LOS), dan tidak sekadar LOS, namun juga setidaknya 60% Fresnel-Zone-1 (FZ-1) bersih dari penghalang.
Memang hal ini paling dibutuhkan ketika modulasi Wireless LAN berjalan pada standar IEEE 802.11b, yakni berjalan pada mode Spread Spectrum. Sedangkan ketika berjalan pada standar IEEE 802.11g, yang menggunakan OFDM, memang kondisi NLOS pun masih mendingan daripada Spread Spectrum, tapi tentu LOS dan 60% FZ-1 akan membuat koneksi PtP lebih terjamin.
Ambil contoh di Kabupaten Wonosobo: Link dari Puskesmas Sukoharjo 2 (SKHJ2) ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK).
Dengan menggunakan GPS yang cukup akurat kita mendapatkan koordinat keduanya:
SKHJ2 S7.36824, E109.82897, Alt 826m
DKK S7.37347, E109.90008, Alt 756m
Jika kita petakan ke dalam peta 3 Dimensi akan kita dapatkan gambar irisan sebagai berikut:
Rumus radius Fresnel Zone ke-N adalah sebagai berikut:
Untuk 60% FZ1 link SKHJ2-DKK (7.86km) kita dapatkan sebesar 15.67242802m.
Jika kita memasukkan faktor pepohonan yang mungkin tidak dicover seluruhnya oleh peta 3D, kita anggap tanaman paling tinggi di antara kedua titik tersebut 15m, maka setidaknya dibutuhkan Clearance sebesar 30.6724802m.
Untuk mendapatkan clearance ini, kita misalnya bisa mematok tinggi tower di SKHJ2 sebesar 40m, dan di DKK 40m, sehingga kita dapatkan ilustrasi clearance sebagai berikut:
Dari data yang ada kita juga bisa menghasilkan perhitungan sbb:
A. Free Space Loss = 118.24 dB (pada 2.48 GHz)
B. Link Bearing (SKHJ2 to DKK) = 274.3 degree
C. Tilt (SKHJ2 to DKK) = -.051 degree
Hasil tersebut bisa kita pakai untuk menentukan tipe antena, besarnya power transmit, untuk mendapatkan mode bekerja Wireless LAN yang kita kehendaki.
Untuk membuat link Point-To-Point (PtP) Wireless LAN pada daerah yang berkontur sulit, dipenuhi perbukitan, pepohonan, memang membutuhkan effort yang lebih. Hal ini dikarenakan Wireless LAN umumnya membutuhkan kondisi Line Of Sight (LOS), dan tidak sekadar LOS, namun juga setidaknya 60% Fresnel-Zone-1 (FZ-1) bersih dari penghalang.
Memang hal ini paling dibutuhkan ketika modulasi Wireless LAN berjalan pada standar IEEE 802.11b, yakni berjalan pada mode Spread Spectrum. Sedangkan ketika berjalan pada standar IEEE 802.11g, yang menggunakan OFDM, memang kondisi NLOS pun masih mendingan daripada Spread Spectrum, tapi tentu LOS dan 60% FZ-1 akan membuat koneksi PtP lebih terjamin.
Ambil contoh di Kabupaten Wonosobo: Link dari Puskesmas Sukoharjo 2 (SKHJ2) ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK).
Dengan menggunakan GPS yang cukup akurat kita mendapatkan koordinat keduanya:
SKHJ2 S7.36824, E109.82897, Alt 826m
DKK S7.37347, E109.90008, Alt 756m
Jika kita petakan ke dalam peta 3 Dimensi akan kita dapatkan gambar irisan sebagai berikut:
Rumus radius Fresnel Zone ke-N adalah sebagai berikut:
Untuk 60% FZ1 link SKHJ2-DKK (7.86km) kita dapatkan sebesar 15.67242802m.
Jika kita memasukkan faktor pepohonan yang mungkin tidak dicover seluruhnya oleh peta 3D, kita anggap tanaman paling tinggi di antara kedua titik tersebut 15m, maka setidaknya dibutuhkan Clearance sebesar 30.6724802m.
Untuk mendapatkan clearance ini, kita misalnya bisa mematok tinggi tower di SKHJ2 sebesar 40m, dan di DKK 40m, sehingga kita dapatkan ilustrasi clearance sebagai berikut:
Dari data yang ada kita juga bisa menghasilkan perhitungan sbb:
A. Free Space Loss = 118.24 dB (pada 2.48 GHz)
B. Link Bearing (SKHJ2 to DKK) = 274.3 degree
C. Tilt (SKHJ2 to DKK) = -.051 degree
Hasil tersebut bisa kita pakai untuk menentukan tipe antena, besarnya power transmit, untuk mendapatkan mode bekerja Wireless LAN yang kita kehendaki.
Wide Area Network Kabupaten Wonosobo
Longkrang, 4 Februari 2010
Wide Area Network (WAN) di Wonosobo telah mulai dibangun sejak tahun 2006. Sekedar mengikuti trend biar kelihatan agak maju? Semoga tidak. :D
Wonosobo memang benar-benar membutuhkan implementasi WAN, mengingat infrastruktur telekomunikasi yang tertinggal dibanding kota-kota besar. Wilayah yang remote, serta potensi yang sebenarnya besar dalam bidang agribisnis maupun pariwisata, mutlak membutuhkan sistem informasi yang memadai.
Tahun 2006, dilakukan perencanaan pembangunan WAN berbasis Wireless LAN IEEE 802.11b/g. Untuk jaringan Wireless LAN, Wonosobo memiliki banyak tantangan berat:
- kontur yang ekstrim, dari ketinggian 250m hingga hampir 2000m, dengan banyak bukit dan pepohonan
- intensitas sambaran petir yang tinggi
Wireless LAN bukanlah teknologi terbaik sebagai WAN, tetapi memang lebih feasible dari sisi pendanaan, resiko, dari misalnya Fiber Optic (FO), ataupun Wimax.
Untuk memaksimalkan kapasitas jaringan, desain awal WAN Wonosobo adalah semuanya point-to-point, alias semua menggunakan antenna directional, tak ada satupun antenna omnidirectional (meskipun pada tahun-tahun selanjutnya, mulai dipasang antenna omni, mengingat keterbatasan dana dari APBD).
Desain jaringan dibuat oleh Bavaria Infotech Utama, sebuah perusahaan IT yang kompeten di Wonosobo.
Teknik yang digunakan adalah:
1. Pemetaan lokasi (kooordinat) yang hendak menjadi node dari WAN dengan menggunakan GPS
2. Koordinat tersebut dimasukkan dalam software simulasi yang sudah memiliki peta 3D Kabupaten Wonosobo.
3. Dilakukan analisis topografi, Fresnel Zone, Path Loss, antenna alignment.
4. Desain tower triangle dengan perhitungan kekuatan struktur, serta desain grounding tower.
Perangkat yang digunakan berbasis Mikrotik Routerboard dengan RouterOS sebagai OS-nya. Mengapa dipilih Mikrotik?
1. Karena Mikrotik memungkinkan pembuatan topologi tree, dengan multiple interface untuk setiap Routerboardnya. (RB532 waktu itu dipakai hingga 4 MiniPCI)
2. RouterOS merupakan OS yang canggih dan mendukung hampir semua fungsi yang dibutuhkan: Dynamic Routing (Wonosobo pakai OSPF), Firewall, Bandwidth Management, dan seribu fungsi menarik lainnya. :D
Sehingga dipilihlah konfigurasi berikut ini:
1. Mikrotik Routerboard RB532 (akhir-akhir ini yang baru menggunakan RB600 untuk routing intensif, dan RB433/433AH dan RB133 untuk client).
2. MiniPCI R52, R52H, XR2
3. Antenna Hyperlink 2.4 GHz
4. Coaxial Cable Andrew LMR400
Praktis hingga sekarang ini sudah online hampir seluruh Puskesmas di Wonosobo (kecuali Kalibawang, dan Kejajar 2, serta Puskesmas yang baru berdiri), serta beberapa Kantor Kecamatan yang sudah online.
SKPD dalam kota Wonosobo juga beberapa sudah online, diharapkan pada tahun 2010 ini, paling tidak coverage WAN sudah mencapai lebih dari 85% dari semua lokasi yang ada.
Penampakan Server Google
Longkrang, 4 Februari 2010
Google adalah salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, dengan aplikasi search engine-nya yang sudah menjadi mainstream di Internet, setiap harinya 293 juta hit menembak server Google. Awalnya pasti sangat sulit membayangkan, komputer seperti apa yang dimiliki Google yang bisa menampung hantaman sedahsyat itu, tanpa pernah kita mengalami gangguan ketika membutuhkan Google.
Bisa jadi yang ada di benak kita, Google pasti menggunakan Supercomputer. Semacam Cray dibawah ini?
Cray adalah jawara pembuat Supercomputer, per Juli 2009, Supercomputer tercepat di dunia adalah Cray Jaguar.
Namun ternyata tidak, Google justru "merakit" server sendiri. Barangkali ada pembaca juga yang gemar merakit komputer sendiri? Pasti tidak asing dengan konfigurasi semacam ini:
"Tapi itu nggak jauh dengan komputer punya saya di rumah!!!" Ya, bisa jadi. :D
Google menjelaskan bahwa servernya yang sekarang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Mainboard : Gigabyte dengan Dual Socket
- Harddisk : 2 Buah Hitachi Desktar 80 GB atau lebih
- RAM: 2- 4GB
- Power Supply Magnetek
Bedanya dengan komputer Anda, Google menambahkan baterai di servernya. Jadi ketika listrik tiba-tiba mati, server Google tetap beroperasi dari baterai langsung, tanpa UPS sentral.
Cuma itu bedanya?
Nggak juga. :D Bisa jadi Anda punya komputer semacam itu satu atau dua buah di rumah atau di kantor, tapi Google? Estimasinya 200,000 hingga 450.000 buah. :D
Memang dengan kemajuan teknologi jaringan, maka lebih feasible untuk membangun supercomputer berbasis cluster dari banyak sekali komputer dengan kemampuan yang menengah.
Bandingkan dengan Server Google yang pertama kali dibangun (tahun 1999):
Google memang ruarr biasa!
Google adalah salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, dengan aplikasi search engine-nya yang sudah menjadi mainstream di Internet, setiap harinya 293 juta hit menembak server Google. Awalnya pasti sangat sulit membayangkan, komputer seperti apa yang dimiliki Google yang bisa menampung hantaman sedahsyat itu, tanpa pernah kita mengalami gangguan ketika membutuhkan Google.
Bisa jadi yang ada di benak kita, Google pasti menggunakan Supercomputer. Semacam Cray dibawah ini?
Cray adalah jawara pembuat Supercomputer, per Juli 2009, Supercomputer tercepat di dunia adalah Cray Jaguar.
Namun ternyata tidak, Google justru "merakit" server sendiri. Barangkali ada pembaca juga yang gemar merakit komputer sendiri? Pasti tidak asing dengan konfigurasi semacam ini:
"Tapi itu nggak jauh dengan komputer punya saya di rumah!!!" Ya, bisa jadi. :D
Google menjelaskan bahwa servernya yang sekarang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Mainboard : Gigabyte dengan Dual Socket
- Harddisk : 2 Buah Hitachi Desktar 80 GB atau lebih
- RAM: 2- 4GB
- Power Supply Magnetek
Bedanya dengan komputer Anda, Google menambahkan baterai di servernya. Jadi ketika listrik tiba-tiba mati, server Google tetap beroperasi dari baterai langsung, tanpa UPS sentral.
Cuma itu bedanya?
Nggak juga. :D Bisa jadi Anda punya komputer semacam itu satu atau dua buah di rumah atau di kantor, tapi Google? Estimasinya 200,000 hingga 450.000 buah. :D
Memang dengan kemajuan teknologi jaringan, maka lebih feasible untuk membangun supercomputer berbasis cluster dari banyak sekali komputer dengan kemampuan yang menengah.
Bandingkan dengan Server Google yang pertama kali dibangun (tahun 1999):
Google memang ruarr biasa!
Wednesday, February 3, 2010
Storage 2 TB dengan "Kecepatan SSD"?
Longkrang, 4 February 2010
Solid State Drive (SSD) merupakan perangkat yang menyimpan data dalam Solid State Memory. Berbeda dengan Harddisk yang menyimpan data dalam cakram magnetis, SSD memiliki banyak keunggulan:
- Akses random lebih cepat, karena tidak menggunakan head untuk baca tulis.
- Start-up lebih cepat karena tidak membutuhkan spin-up seperti pada harddisk
- Lebih sunyi, karena tidak ada komponen mekanik yang bergerak
- Tahan getaran, benturan, dan suhu yang ekstrim
Disisi lain, SSD juga memiliki kelemahan:
- Masa hidup yang terbatas (hingga sekitar 2 juta cycles untuk jenis MLC) dan 5 juta cycles untuk jenis SLC)
- Kapasitas lebih rendah daripada harddisk (saat ini paling besar ukuran 1 TB yang hanya khusus untuk level industri dan enterprise).
- Harga yang jauh lebih mahal untuk kapasitas yang sama dengan harddisk
Harddisk memang masih menjadi pilihan utama bagi kebanyakan perangkat komputer, hingga saat ini harddisk hingga 2 TB sudah umum dipakai, dengan harga yang lebih terjangkau, bahkan untuk pengguna rumahan.
Silverstone, baru-baru ini mengeluarkan produk HDDBOOST yang mampu mengkombinasikan murah dan terjangkaunya harddisk, namun meningkatkan performanya sehingga kecepatan meningkat tajam, tanpa harus mengeluarkan biaya yang amat besar.
Solusinya sangat jenius, yakni dengan menggabungkan Harddisk berkapasitas besar dengan SSD yang berkapasitas sedang.
Cara kerjanya adalah dengan memprioritaskan supaya Operating System (OS) memprioritaskan penggunaan SSD kemudian baru harddisk. HDDBoost akan membuat mirror dari file-file yang paling sering diakses dalam harddisk ke SSD, sehingga diklaim kecepatan harddisk meningkat hingga 70%.
Dan menariknya, perangkat HDDBoost ini dihargai relatif murah sekitar EUR 33. Kabarnya perangkat ini akan dirilis oleh Silverstone pada 19 Februari 2010. Kapan masuk Indonesia?
Sumber
Solid State Drive (SSD) merupakan perangkat yang menyimpan data dalam Solid State Memory. Berbeda dengan Harddisk yang menyimpan data dalam cakram magnetis, SSD memiliki banyak keunggulan:
- Akses random lebih cepat, karena tidak menggunakan head untuk baca tulis.
- Start-up lebih cepat karena tidak membutuhkan spin-up seperti pada harddisk
- Lebih sunyi, karena tidak ada komponen mekanik yang bergerak
- Tahan getaran, benturan, dan suhu yang ekstrim
Disisi lain, SSD juga memiliki kelemahan:
- Masa hidup yang terbatas (hingga sekitar 2 juta cycles untuk jenis MLC) dan 5 juta cycles untuk jenis SLC)
- Kapasitas lebih rendah daripada harddisk (saat ini paling besar ukuran 1 TB yang hanya khusus untuk level industri dan enterprise).
- Harga yang jauh lebih mahal untuk kapasitas yang sama dengan harddisk
Harddisk memang masih menjadi pilihan utama bagi kebanyakan perangkat komputer, hingga saat ini harddisk hingga 2 TB sudah umum dipakai, dengan harga yang lebih terjangkau, bahkan untuk pengguna rumahan.
Silverstone, baru-baru ini mengeluarkan produk HDDBOOST yang mampu mengkombinasikan murah dan terjangkaunya harddisk, namun meningkatkan performanya sehingga kecepatan meningkat tajam, tanpa harus mengeluarkan biaya yang amat besar.
Solusinya sangat jenius, yakni dengan menggabungkan Harddisk berkapasitas besar dengan SSD yang berkapasitas sedang.
Cara kerjanya adalah dengan memprioritaskan supaya Operating System (OS) memprioritaskan penggunaan SSD kemudian baru harddisk. HDDBoost akan membuat mirror dari file-file yang paling sering diakses dalam harddisk ke SSD, sehingga diklaim kecepatan harddisk meningkat hingga 70%.
Dan menariknya, perangkat HDDBoost ini dihargai relatif murah sekitar EUR 33. Kabarnya perangkat ini akan dirilis oleh Silverstone pada 19 Februari 2010. Kapan masuk Indonesia?
Sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)