Longkrang, 15 April 2010
Dunia akademik heboh lagi dengan beredarnya berita plagiat yang dilakukan oleh Mahasiswa S3 ITB. Setelah sebelumnya Prof. Anak Agung Banyu Perwita dari Univ Parahyangan Bandung juga terkena skandal yang sama.
Mengapa mereka melakukan plagiat?
IEEE merupakan tempat paling bergengsi untuk menampilkan paper atau jurnal ilmiah yang merupakan state of the art dari teknologi elektronik dan elektrik, dimana ratusan ribu insinyur, profesor, mahasiswa dari seluruh dunia saling berkontribusi di dalamnya. Sejak berdiri hingga sekarang, sudah lebih dari 2.5 juta karya ilmiah yang dipublikasikan IEEE.
Dengan munculnya Internet, IEEE pun menyediakan akses lewat IEEE Xplore untuk mendapatkan paper (untuk member) dan abstrak (untuk semua orang). Maka sebenarnya adalah upaya "bunuh diri" bagi orang yang menjiplak, kemudian memasukkan papernya ke IEEE.
Tapi ternyata tidak hanya Pak Zuliansyah saja yang mencoba "bunuh diri." Kalau kita masuk ke situsnya ieeexplore http://ieeexplore.ieee.org , kemudian kita cari "notice of violation", akan muncul lebih dari 150 entry. Artinya banyak kasus serupa Pak Zul. Cuma memang tampaknya yang dari Indonesia yang ketahuan baru Pak Zul, CMIIW.
Ketika dulu saya pernah melakukan riset tentang Software Defined Radio (SDR), saya pun pernah menjumpai kasus plagiat ini. Ada sebuah paper yang aslinya ditulis oleh seseorang dari Yunani, dipublikasikan di konferensi regional Eropa. Suatu saat saya membaca paper dari IEEE, ditulis oleh orang India, yang ternyata isinya juga plek-njiplek. Setelah saya analisa, yang orang India ini yang ngejiplak, dan saya kirim email ke orang Yunani ini, dia kaget juga, kok bisa paper jiplakan lolos di IEEE. (Karena sudah beberapa tahun, saya tidak ingat lagi judul, dan nama-nama mereka, tapi papernya di bidang SDR).
Sudah jamak, bahwa program doktoral menuntut mahasiswanya untuk menemukan sesuatu yang orisinil, merupakan state of the art, dan itu dibuktikan dengan munculnya paper di jurnal baik regional ataupun internasional. Topik-topik di bidang engineering memang kadang jauh lebih susah ketika umumnya topiknya memang menjadi perebutan antar peneliti tanpa batas negara. Kadang profesor pembimbing mentarget supaya mahasiswanya setidaknya bisa memasukkan 2 atau 3 paper di level internasional, khususnya IEEE untuk bidang elektrikal dan elektronik.
Hal ini tidak jarang membuat orang frustasi ketika mereka gagal mendapatkan ide, ditambah lagi mungkin dengan tekanan habisnya beasiswa, tekanan keluarga yang juga sedih karena risetnya tak kunjung usai. Bagi yang tidak kuat, diambillah jalan pintas. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang tidak sabar, atau memang watak dasarnya adalah curang.
Sanksi Tegas Bagi Plagiator
ITB sudah tepat dengan membatalkan gelar Doktor dari yang bersangkutan, karena itu adalah mekanisme yang sudah sangat biasa dilakukan di lingkungan akademis. Terlebih karena dalam hal ini ITB sangat dipermalukan bahkan di level internasional, IEEE pula.
Dalam hal ini nama-nama pembimbing yang disebut dalam paper tersebut, memang harus melakukan klarifikasi, bahwa mereka memang tidak mengetahui adanya paper tersebut, dan menyatakan bahwa paper tersebut di-submit tanpa ijin mereka.
Saya menduga kasus ini seperti kasus yang menimpa A Maxim, yakni ketika dia mencatut orang lain sebagai co-author, padahal dia sendiri yang membuat paper tersebut. Meskipun belum tentu plagiat, tetapi tindakan mencatut ini saja sudah melanggar kode etik, sehingga juga diberikan "Notice of Violation", bahkan ada beberapa paper darinya.
Semoga budaya untuk jujur dalam berkarya akan menjadi spirit utama bagi para peneliti kita.
*Penulis pernah kuliah di ITB
Sumber:
1. http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/204042/1339319/10/plagiarisme-dilakukan-zuliansyah-saat-berstatus-mahasiswa-s3?881103605
2. http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/15/21105123/ITB.Akui.Adanya.Plagiasi
3. http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/guesthome.jsp
4. http://ieeexplore.ieee.org/search/freesrchabstract.jsp?tp=&arnumber=4317703&queryText%3Dnotice+of+violation%26openedRefinements%3D*%26pageNumber%3D3%26searchField%3DSearch+All
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
sepertinya bangsa kita memang memiliki segalanya, kecuali originalitas
ReplyDelete