Longkrang, 16 April 2010
Internet broadband saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan bisnis, edutainment, pemerintahan, dan sebagainya. Meskipun terseok-seok dan sangat terlambat, setidaknya di Indonesia sudah mulai tumbuh infrastruktur Internet broadband, seperti DSL, HSDPA, FO, WiFi, WiMax.
Di tulisan ini saya ingin membandingkan tingkat keterjangkauan tarif Internet broadband di Indonesia (yang dimonopoli PT Telkom) dan di Jerman (saya ambil salah satu saja, yakni Alice-DSL).
Data Tarif Internet DSL
1. Tarif Speedy per April 2010 seperti tertera di situsnya:
Catatan:
1. Fasilitas yang diberikan Speedy biasanya standar, kadang diberikan modem gratis (nilainya sekitar 150-200 ribu).
2. Teknologi yang dipakai Speedy masih teknologi ADSL.
Untuk tarif unlimited (tarif yang Socialia dan Load tidak kita masukkan karena tidak murni unlimited), kita bisa melihat perbandingan bandwidth/price sebagai berikut:
1 Mbps - Rp 695.000,00 (Rp 709.500,00 setelah PPN 10%) ====> Per rupiah 1.40944327 bps
2 Mbps - Rp 995.000,00 (Rp 1.094.500,00 setelah PPN 10%) ==> Per rupiah 1.82731841 bps
3 Mbps - Rp 1.695.000,00 (Rp 1.864.500,00 setelah PPN 10%)==> Per rupiah 1.609010459 bps
(bps = bit per second)
Kalau dilihat dari nilai ekonomis, paket 2 Mbps yang paling ekonomis, karena memberikan bandwidth paling tinggi per rupiahnya.
2. Tarif Alice-DSL seperti tertera pada situsnya :
Kita ambil kurs EUR dari KlikBCA hari ini: 1 EUR = Rp 12348.25
Untuk bandwidth yang sama, memang Alice memberikan tarif yang berbeda, misalnya Alice Fun lebih mahal EUR 5,00 dari Alice Light untuk bandwidth sama-sama 16 Mbps, karena Alice Fun memberikan tarif Flat untuk telepon PSTN/ISDN. Selain itu Alice banyak memberikan fasilitas, misalnya telfon gratis untuk ke jaringan Alice baik itu PSTN/ISDN ataupun Mobile.
Supaya fair, kita gunakan harga tanpa kontrak (Ohne Mindestvertragslaufzeit), yaitu harga yang tertera paling bawah.
Alice Light : 16 Mbps - EUR 24.90
Alice Fun : 16 Mbps - EUR 29.90
Alice Comfort : 16 Mbps - EUR 39.90
Alice Fun Speed : 50 Mbps - EUR 44.90
Alice Comfort Speed : 50 Mbps - EUR 54.90
Juga supaya lebih apple-to-apple dengan Speedy, kita pakai tarif dengan fasilitas yang paling minim, yakni:
Alice Light : 16 Mbps - EUR 24.90 ===> Per Euro 0.643 Mbps
Alice Fun Speed : 50 Mbps - EUR 44.90 ===> Per Euro 1.115 Mbps
Kita lihat paket dengan speed terbesar 50 Mbps lebih ekonomis per Euro.
Perbandingan Tarif
Kita konversikan tarif Alice ke dalam rupiah, maka :
Alice Light : 16 Mbps - Rp 307.471.425 ===> Per Rupiah 52.038 bps
Alice Fun Speed : 50 Mbps - Rp 554.436.425 ===> Per Rupiah 90.182 bps
WOW, apakah Anda sudah mendapatkan WoW-nya? :D
Ambil tarif paling ekonomis per rupiah dari Speedy: 1 Rupiah 1.82731841 bps, bandingkan dengan Alice Fun Speed.
Tarif Speedy 90.182/1.82731841 = 49,35 KALI LEBIH MAHAL!!!!!!
Apakah cuma itu?
Untuk menilai tingkat daya beli bandwidth tentu tidak hanya semata membandingkan harga, namun juga adalah tingkat penghasilan.
Nah pendapatan per kapita orang Jerman adalah $44.729 alias Rp 407.033.900,00/tahun.
Sedangkan pendapatan per kapita orang Indonesia adalah US$3,900 alias Rp 35.490.000,00/tahun.
ARTINYA Internet Speedy 44729/3900 x 49.35 = 566 KALI LEBIH TIDAK TERBELI/TERJANGKAU.
Ilustrasi kasarnya, orang Jerman cukup kerja 3 jam untuk membayar Internet 50 Mbps. Sedangkan orang Indonesia harus bekerja 7 hari untuk membayar Internet 1 Mbps.
Tragisnya, PT Telkom hidup mewah diatas pemb*d*han ini. Setiap tahun Triliunan uang dikeruk dari jualan Internet mahal yang ujungnya menghambat orang Indonesia untuk maju, dan mendapatkan akses Internet Broadband terjangkau. Sedangkan Internet saat ini merupakan salah satu sarana yang sangat krusial untuk memajukan suatu bangsa.
Internet murah? Apakah hanya mimpi? Siapa yang harus membenahinya? Biarlah rumput bergoyang yang menjawabnya. :(
Bahan bacaan:
1. http://www.alice-dsl.de/provider/content/segment/anbieter/produkte/dsl-tarifvergleich/
2. http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/internet/speedy.html
NB:
1. Ada cerita yang lebih parah lagi, di Bengkalis, dengan membayar tarif Internet setara dengan 1 Mbps di Jawa, hanya mendapatkan bandwidth 384 kbps. :(
2. Tulisan ini dikirim melalui Speedy
Thursday, April 15, 2010
Plagiat Doktor ITB di IEEE*
Longkrang, 15 April 2010
Dunia akademik heboh lagi dengan beredarnya berita plagiat yang dilakukan oleh Mahasiswa S3 ITB. Setelah sebelumnya Prof. Anak Agung Banyu Perwita dari Univ Parahyangan Bandung juga terkena skandal yang sama.
Mengapa mereka melakukan plagiat?
IEEE merupakan tempat paling bergengsi untuk menampilkan paper atau jurnal ilmiah yang merupakan state of the art dari teknologi elektronik dan elektrik, dimana ratusan ribu insinyur, profesor, mahasiswa dari seluruh dunia saling berkontribusi di dalamnya. Sejak berdiri hingga sekarang, sudah lebih dari 2.5 juta karya ilmiah yang dipublikasikan IEEE.
Dengan munculnya Internet, IEEE pun menyediakan akses lewat IEEE Xplore untuk mendapatkan paper (untuk member) dan abstrak (untuk semua orang). Maka sebenarnya adalah upaya "bunuh diri" bagi orang yang menjiplak, kemudian memasukkan papernya ke IEEE.
Tapi ternyata tidak hanya Pak Zuliansyah saja yang mencoba "bunuh diri." Kalau kita masuk ke situsnya ieeexplore http://ieeexplore.ieee.org , kemudian kita cari "notice of violation", akan muncul lebih dari 150 entry. Artinya banyak kasus serupa Pak Zul. Cuma memang tampaknya yang dari Indonesia yang ketahuan baru Pak Zul, CMIIW.
Ketika dulu saya pernah melakukan riset tentang Software Defined Radio (SDR), saya pun pernah menjumpai kasus plagiat ini. Ada sebuah paper yang aslinya ditulis oleh seseorang dari Yunani, dipublikasikan di konferensi regional Eropa. Suatu saat saya membaca paper dari IEEE, ditulis oleh orang India, yang ternyata isinya juga plek-njiplek. Setelah saya analisa, yang orang India ini yang ngejiplak, dan saya kirim email ke orang Yunani ini, dia kaget juga, kok bisa paper jiplakan lolos di IEEE. (Karena sudah beberapa tahun, saya tidak ingat lagi judul, dan nama-nama mereka, tapi papernya di bidang SDR).
Sudah jamak, bahwa program doktoral menuntut mahasiswanya untuk menemukan sesuatu yang orisinil, merupakan state of the art, dan itu dibuktikan dengan munculnya paper di jurnal baik regional ataupun internasional. Topik-topik di bidang engineering memang kadang jauh lebih susah ketika umumnya topiknya memang menjadi perebutan antar peneliti tanpa batas negara. Kadang profesor pembimbing mentarget supaya mahasiswanya setidaknya bisa memasukkan 2 atau 3 paper di level internasional, khususnya IEEE untuk bidang elektrikal dan elektronik.
Hal ini tidak jarang membuat orang frustasi ketika mereka gagal mendapatkan ide, ditambah lagi mungkin dengan tekanan habisnya beasiswa, tekanan keluarga yang juga sedih karena risetnya tak kunjung usai. Bagi yang tidak kuat, diambillah jalan pintas. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang tidak sabar, atau memang watak dasarnya adalah curang.
Sanksi Tegas Bagi Plagiator
ITB sudah tepat dengan membatalkan gelar Doktor dari yang bersangkutan, karena itu adalah mekanisme yang sudah sangat biasa dilakukan di lingkungan akademis. Terlebih karena dalam hal ini ITB sangat dipermalukan bahkan di level internasional, IEEE pula.
Dalam hal ini nama-nama pembimbing yang disebut dalam paper tersebut, memang harus melakukan klarifikasi, bahwa mereka memang tidak mengetahui adanya paper tersebut, dan menyatakan bahwa paper tersebut di-submit tanpa ijin mereka.
Saya menduga kasus ini seperti kasus yang menimpa A Maxim, yakni ketika dia mencatut orang lain sebagai co-author, padahal dia sendiri yang membuat paper tersebut. Meskipun belum tentu plagiat, tetapi tindakan mencatut ini saja sudah melanggar kode etik, sehingga juga diberikan "Notice of Violation", bahkan ada beberapa paper darinya.
Semoga budaya untuk jujur dalam berkarya akan menjadi spirit utama bagi para peneliti kita.
*Penulis pernah kuliah di ITB
Sumber:
1. http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/204042/1339319/10/plagiarisme-dilakukan-zuliansyah-saat-berstatus-mahasiswa-s3?881103605
2. http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/15/21105123/ITB.Akui.Adanya.Plagiasi
3. http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/guesthome.jsp
4. http://ieeexplore.ieee.org/search/freesrchabstract.jsp?tp=&arnumber=4317703&queryText%3Dnotice+of+violation%26openedRefinements%3D*%26pageNumber%3D3%26searchField%3DSearch+All
Dunia akademik heboh lagi dengan beredarnya berita plagiat yang dilakukan oleh Mahasiswa S3 ITB. Setelah sebelumnya Prof. Anak Agung Banyu Perwita dari Univ Parahyangan Bandung juga terkena skandal yang sama.
Mengapa mereka melakukan plagiat?
IEEE merupakan tempat paling bergengsi untuk menampilkan paper atau jurnal ilmiah yang merupakan state of the art dari teknologi elektronik dan elektrik, dimana ratusan ribu insinyur, profesor, mahasiswa dari seluruh dunia saling berkontribusi di dalamnya. Sejak berdiri hingga sekarang, sudah lebih dari 2.5 juta karya ilmiah yang dipublikasikan IEEE.
Dengan munculnya Internet, IEEE pun menyediakan akses lewat IEEE Xplore untuk mendapatkan paper (untuk member) dan abstrak (untuk semua orang). Maka sebenarnya adalah upaya "bunuh diri" bagi orang yang menjiplak, kemudian memasukkan papernya ke IEEE.
Tapi ternyata tidak hanya Pak Zuliansyah saja yang mencoba "bunuh diri." Kalau kita masuk ke situsnya ieeexplore http://ieeexplore.ieee.org , kemudian kita cari "notice of violation", akan muncul lebih dari 150 entry. Artinya banyak kasus serupa Pak Zul. Cuma memang tampaknya yang dari Indonesia yang ketahuan baru Pak Zul, CMIIW.
Ketika dulu saya pernah melakukan riset tentang Software Defined Radio (SDR), saya pun pernah menjumpai kasus plagiat ini. Ada sebuah paper yang aslinya ditulis oleh seseorang dari Yunani, dipublikasikan di konferensi regional Eropa. Suatu saat saya membaca paper dari IEEE, ditulis oleh orang India, yang ternyata isinya juga plek-njiplek. Setelah saya analisa, yang orang India ini yang ngejiplak, dan saya kirim email ke orang Yunani ini, dia kaget juga, kok bisa paper jiplakan lolos di IEEE. (Karena sudah beberapa tahun, saya tidak ingat lagi judul, dan nama-nama mereka, tapi papernya di bidang SDR).
Sudah jamak, bahwa program doktoral menuntut mahasiswanya untuk menemukan sesuatu yang orisinil, merupakan state of the art, dan itu dibuktikan dengan munculnya paper di jurnal baik regional ataupun internasional. Topik-topik di bidang engineering memang kadang jauh lebih susah ketika umumnya topiknya memang menjadi perebutan antar peneliti tanpa batas negara. Kadang profesor pembimbing mentarget supaya mahasiswanya setidaknya bisa memasukkan 2 atau 3 paper di level internasional, khususnya IEEE untuk bidang elektrikal dan elektronik.
Hal ini tidak jarang membuat orang frustasi ketika mereka gagal mendapatkan ide, ditambah lagi mungkin dengan tekanan habisnya beasiswa, tekanan keluarga yang juga sedih karena risetnya tak kunjung usai. Bagi yang tidak kuat, diambillah jalan pintas. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang tidak sabar, atau memang watak dasarnya adalah curang.
Sanksi Tegas Bagi Plagiator
ITB sudah tepat dengan membatalkan gelar Doktor dari yang bersangkutan, karena itu adalah mekanisme yang sudah sangat biasa dilakukan di lingkungan akademis. Terlebih karena dalam hal ini ITB sangat dipermalukan bahkan di level internasional, IEEE pula.
Dalam hal ini nama-nama pembimbing yang disebut dalam paper tersebut, memang harus melakukan klarifikasi, bahwa mereka memang tidak mengetahui adanya paper tersebut, dan menyatakan bahwa paper tersebut di-submit tanpa ijin mereka.
Saya menduga kasus ini seperti kasus yang menimpa A Maxim, yakni ketika dia mencatut orang lain sebagai co-author, padahal dia sendiri yang membuat paper tersebut. Meskipun belum tentu plagiat, tetapi tindakan mencatut ini saja sudah melanggar kode etik, sehingga juga diberikan "Notice of Violation", bahkan ada beberapa paper darinya.
Semoga budaya untuk jujur dalam berkarya akan menjadi spirit utama bagi para peneliti kita.
*Penulis pernah kuliah di ITB
Sumber:
1. http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/204042/1339319/10/plagiarisme-dilakukan-zuliansyah-saat-berstatus-mahasiswa-s3?881103605
2. http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/15/21105123/ITB.Akui.Adanya.Plagiasi
3. http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/guesthome.jsp
4. http://ieeexplore.ieee.org/search/freesrchabstract.jsp?tp=&arnumber=4317703&queryText%3Dnotice+of+violation%26openedRefinements%3D*%26pageNumber%3D3%26searchField%3DSearch+All
Subscribe to:
Posts (Atom)